Senin, 31 Mei 2010

Memperingati 1 Juni tentang Pancasila

1 Juni...
Rakyat Indonesia tentunya tahu hari apa itu... Memang ada yang bilang hari lahirnya Pancasila, ada juga yang bilang hari Pancasila...

Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima asas yang disebut Pancasila yaitu:
a. kebangsaan Indonesia
b. internasionalisme dan peri kemanusiaan
c. mufakat atau demokrasi
d. kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang Maha Esa
pada rapat BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosa Kai yang dibentuk oleh Jepang. Badan ini sebenarnya politik tentara Jepang untuk menarik dukungan atas kekalahan tentara Jepang pada perang Pasifik.

Minggu, 30 Mei 2010

Penggunaan Kata "Kami" dan "Kita" Yang Salah Kaprah




Naskah asli Sumpah Pemuda


(sumber www.google.com)





Kongres Pemuda 28 Oktober 1928


(sumber www.google.com)







Sahabatku...


Masih ingat bunyi Sumpah Pemuda?


Sedikit saya menyinggung kalimat terakhir sumpah pemuda dengan bahasan kalimat "kami" dan "kita"


Saya teringat sewaktu sekolah dasar saya pernah diajukan kalimat yang berkaitan dengan penggunaan kata "kami" dan "kita". Pernahkan kamu mendengar kalimat seperti ini "Tersangka sedang kita kejar". Siswa yang sering mengucapkan "Terus kita mau mengerjakan tugas apa lagi, Pak Guru?" tanya para siswa kepada gurunya.


Kalimat-kalimat tersebut sepertinya sudah menjadi hal wajar di kalangan masyarakat. Penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak pada tempatnya walaupun hal itu dianggap benar. Namun alangkah baiknya ada pembetulan memaknai arti kata "kami" dan "kita" kawan.


Dari kalimat-kalimat tersebut di atas dapat saya simpulkan sebagai berikut:
"Tersangka sedang kita kejar" artinya pembicara memberikan keterangan kepada orang lain termasuk mereka mengenai tersangka yang sedang dikejar mereka juga orang lain. Jika pembicara adalah individu atau perseorangan seharusnya mengatakan "saya" atau "aku". Namun jika pembicara adalah sebuah kelompok/kumpulan yang bukan saya, anda atau orang lain yang tidak termasuk dalam kelompoknya semestinya menggunakan kata "kami". Bagaimana? Sudah dapat menerik kesimpulan? Mari kita bandingkan kalimat berikut: "Tersangka sedang saya kejar, pak" (misal pembicara adalah seorang anak buah dan yang diajak bicara adalah pimpinannya) dengan kalimat "Tersangka sedang kami kejar, pak" (misal pembicara adalah satu regu/kelompok pemburu dan yang diajak bicara adalah pimpinannya). Arti "saya" dengan "kami" yang dipakai pada kalimat tersebut berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi III) arti "saya" adalah orang yg berbicara atau menulis (dl ragam resmi atau biasa) dan arti kata "kami" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi III) adalah yg berbicara bersama dengan orang lain (tidak termasuk yg diajak berbicara); yg menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca; yg berbicara (digunakan oleh orang besar, misal raja); yg menulis (digunakan oleh penulis). Bagaimana pendapat Anda dalam hal ini?
"Terus kita mau mengerjakan tugas apa lagi, Pak Guru?" artinya pembicara menanyakan kepada Pak Guru tugas apa lagi yang akan dikerjakan mereka (para siswa) termasuk juga kepada Pak Gurunya. Jika pembicara adalah kelompok / sekumpulan dan yang diajak bicara tidak termasuk di dalamnya seharusnya mereka mengatakan "kami" bukan "kita". Arti kata "kita" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi III) adalah persona pertama jamak, yg berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak bicara, Nah, lho... Kalimat "Terus kita mau mengerjakan tugas apa lagi, Pak Guru?" dapat bermakna bahwa murid menanyakan perihal tugas apa yang akan diberikan dan dikerjakan kepada mereka termasuk kepada gurunya. Wah, kalau terjadi hal seperti ini sih gak sopan namanya. Jika para murid bertanya "Terus kami mau mengerjakan tugas apa lagi, Pak Guru?" dapat bermakna bahwa murid menanyakan perihal tugas yang akan diberikan dan dikerjakan mereka dan tidak gurunya. Hmmm Bagaimana pendapat Anda?





Klik gambar di bawah ini untuk menuju ke website Kamus Besar Bahasa Indonesia











lanjutannya besok lagi yaa...

Sejarah Singkat Kabupaten Cilacap

1. Zaman Kerajaan Jawa

Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :

- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.

Sabtu, 29 Mei 2010

Jaringan Komputer untuk Pemula 1 (Seri TIK SMA/SMK)

Hai kawan...


Mmm... saya mau bagi-bagi ilmu pengetahuan neh, buat yang merasa butuh sih... Kalo yang ga butuh juga ga papa baca-baca koq... Free... ga dipungut biaya dari saya... syaratnya cukup punya akses internet aja... Ga muluk-muluk kan? 
Ok deh... langsung aja ya...


Definisi
Jaringan komputer adalah suatu sistem yang menghubungkan komputer menggunakan suatu teknologi transmisi data. Secara lebih sederhana, jaringan komputer dapat diartikan sebagai sekumpulan komputer beserta mekanisme dan prosedurnya yang saling terhubung dan berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan oleh komputer tersebut dapat berupa transfer berbagai data, instruksi, dan informasi dari satu komputer ke komputer lainnya.
Dengan adanya jaringan komputer, maka berbagai kegiatan dapat dilakukan secara bersamaan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Jaringan komputer juga memungkinkan para penggunanya untuk berbagi pakai berbagai macam peralatan, misalnya saling berbagi printer. Satu printer dapat digunakan oleh beberapa komputer dalam sebuah jaringan.

Selasa, 25 Mei 2010

Kata Mutiara Cinta Dalam Islam

Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.

Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku. Cinta bisa seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris indonesia, Ketika Cinta Bertasbih:

Sedekah Laut di Cilacap

Berbagai macam acara dapat dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia yang diperoleh pada masa kehidupannya . Upacara sedekah laut adalah salah satu perwujudan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh Kelompok Nelayan Sidakaya, Donan , Sentolokawat, Tegalkatilayu, Lengkong, Pandanarang, PPSC dan Kemiren.


Tradisi sedekah laut bermula dari perintah Bupati Cilacap ke III Tumenggung Tjakrawerdaya III yang memerintahkan kepada sesepuh nelayan Pandanarang bernama Ki Arsa Menawi untuk melarung sesaji kelaut selatan beserta nelayan lainnya pada hari Jumat Kliwon bulan Syura tahun 1875 dan sejak tahun 1983 diangkat sebagai atraksi wisata.

Upacara sedekah laut sebelum hari pelaksanaan didahului dengan prosesi nyekar atau ziarah ke Pantai Karang Bandung (Pulau Majethi ) sebelah timur tenggara Pulau Nusakambangan yang dilakukan oleh ketua adat Nelayan Cilacap dan diikuti berbagai kelompok nelayan serta masyarakat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tangkapan ikan pada musim panen ikan melimpah dan para nelayan diberi keselamatan. Disamping upacara nyekar juga mengambl air suci/ bertuah di sekitar Pulau Majethi yang menurut legenda tempat tumbuhnya bunga Wijayakusuma.

Upacara ini didahului dengan acara prosesi membawa sesaji (Jolen) untuk dilarung ke tengah laut lepas dari Pantai Teluk Penyu Cilacap dari dalam Pendopo Kabupaten Cilacap menuju arah Pantai Teluk Penyu dengan diiringi arak-arakan Jolen Tunggul dan diikuti Jolen-Jolen pengiring lainnya oleh peserta prosesi yang berpakaian adat tradisional Nelayan Kabupaten Cilacap tempo dulu. Setibanya di Pantai Teluk Penyu sesaji kemudian di pindahkan ke kapal Nelayan yang telah dihias dengan hiasan warna-warni untuk di buang ketengah lautan di kawasan pulau kecil yang di sebut Pulau Majethi.

Pada malam harinya acara dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian tradisional di tiap-tiap desa/ kelurahan oleh kelompok Nelayan yang bersangkutan.

Sumber http://pariwisata.cilacapkab.go.id/