Minggu, 30 Mei 2010

Penggunaan Kata "Kami" dan "Kita" Yang Salah Kaprah




Naskah asli Sumpah Pemuda


(sumber www.google.com)





Kongres Pemuda 28 Oktober 1928


(sumber www.google.com)







Sahabatku...


Masih ingat bunyi Sumpah Pemuda?


Sedikit saya menyinggung kalimat terakhir sumpah pemuda dengan bahasan kalimat "kami" dan "kita"


Saya teringat sewaktu sekolah dasar saya pernah diajukan kalimat yang berkaitan dengan penggunaan kata "kami" dan "kita". Pernahkan kamu mendengar kalimat seperti ini "Tersangka sedang kita kejar". Siswa yang sering mengucapkan "Terus kita mau mengerjakan tugas apa lagi, Pak Guru?" tanya para siswa kepada gurunya.


Kalimat-kalimat tersebut sepertinya sudah menjadi hal wajar di kalangan masyarakat. Penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak pada tempatnya walaupun hal itu dianggap benar. Namun alangkah baiknya ada pembetulan memaknai arti kata "kami" dan "kita" kawan.


Dari kalimat-kalimat tersebut di atas dapat saya simpulkan sebagai berikut:
"Tersangka sedang kita kejar" artinya pembicara memberikan keterangan kepada orang lain termasuk mereka mengenai tersangka yang sedang dikejar mereka juga orang lain. Jika pembicara adalah individu atau perseorangan seharusnya mengatakan "saya" atau "aku". Namun jika pembicara adalah sebuah kelompok/kumpulan yang bukan saya, anda atau orang lain yang tidak termasuk dalam kelompoknya semestinya menggunakan kata "kami". Bagaimana? Sudah dapat menerik kesimpulan? Mari kita bandingkan kalimat berikut: "Tersangka sedang saya kejar, pak" (misal pembicara adalah seorang anak buah dan yang diajak bicara adalah pimpinannya) dengan kalimat "Tersangka sedang kami kejar, pak" (misal pembicara adalah satu regu/kelompok pemburu dan yang diajak bicara adalah pimpinannya). Arti "saya" dengan "kami" yang dipakai pada kalimat tersebut berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi III) arti "saya" adalah orang yg berbicara atau menulis (dl ragam resmi atau biasa) dan arti kata "kami" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi III) adalah yg berbicara bersama dengan orang lain (tidak termasuk yg diajak berbicara); yg menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca; yg berbicara (digunakan oleh orang besar, misal raja); yg menulis (digunakan oleh penulis). Bagaimana pendapat Anda dalam hal ini?
"Terus kita mau mengerjakan tugas apa lagi, Pak Guru?" artinya pembicara menanyakan kepada Pak Guru tugas apa lagi yang akan dikerjakan mereka (para siswa) termasuk juga kepada Pak Gurunya. Jika pembicara adalah kelompok / sekumpulan dan yang diajak bicara tidak termasuk di dalamnya seharusnya mereka mengatakan "kami" bukan "kita". Arti kata "kita" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi III) adalah persona pertama jamak, yg berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak bicara, Nah, lho... Kalimat "Terus kita mau mengerjakan tugas apa lagi, Pak Guru?" dapat bermakna bahwa murid menanyakan perihal tugas apa yang akan diberikan dan dikerjakan kepada mereka termasuk kepada gurunya. Wah, kalau terjadi hal seperti ini sih gak sopan namanya. Jika para murid bertanya "Terus kami mau mengerjakan tugas apa lagi, Pak Guru?" dapat bermakna bahwa murid menanyakan perihal tugas yang akan diberikan dan dikerjakan mereka dan tidak gurunya. Hmmm Bagaimana pendapat Anda?





Klik gambar di bawah ini untuk menuju ke website Kamus Besar Bahasa Indonesia











lanjutannya besok lagi yaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar